Magelang – Dua siswi Madrasah Ibtidaiyah (MI) Al Jihad 01 Kebonrejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang, menjadi juara Pencak Silat Bali International Championship 2019. Mereka berdua berencama untuk mengikuti Kejuaraan Pencak Silat Singapura Open 2020, mendatang.
Dua siswi itu adalah Luluk Yuliana Lutfikasari (12) dan Amirotuzzaidah (12). Mereka berdua merupakan siswi kelas 6 yang telah mengharumkan nama Kabupaten Magelang dan Jawa Tengah di kancah Kejuaraan Pencak Silat Bali International Championship pada 26-28 Juli 2019 lalu.
Wajah kegembiraan dari kedua siswa tersebut tak bisa disembunyikan saat diterima Wakil Bupati Magelang Edi Cahyana. Mereka berdua yang diantarkan Kepala MI Al Jihad 01 Kebonrejo, M Hidayat Rofik, mendapatkan apresiasi langsung dari Pemkab Magelang.
“Saya senang dan bangga. Sebelum ikut kejuaraan di Bali berlatih seminggu di sekolahan. Dilatih Kak Ilham,” tutur Luluk di kantor Pemkab Magelang, Rabu (31/7/2019).
Puteri pasangan Muhammad Agus dan Bustaniroh menuturkan, saat kejuaraan di Bali mendapatkan juara 2, kalah dengan atlet pencak silat dari Singapura. Sebelum mengikuti kejuaraan pencak silat internasional tersebut, terlebih dahulu ikut Kejurkab, Popda, Yogyakarta Championship (YKTC) dan tingkat Asia yang berlangsung di Sumedang.
“Kalau yang Magelang juara 1, Popda juara 2, nasional juara 1, Asia juara 1 dan ini di Bali juara 2,” ujar Luluk yang bercita-cita menjadi Polwan, itu.
“Waktu di Bali, lawan pertama Semarang, yang kedua sama Singapura di finalnya. Musuh berat lawan Singapura,” ujar Luluk yang kelahiran, 5 Juli 2007, itu.
Saat kejuaraan, Luluk turun di kelompok umur, tinggi dan berat badan. Untuk itu, ia turun di kelompok berat badan 36, sedangkan temannya, Amirotuzzaidah untuk berat badan 38 ke bawah.
Sementara itu Amirotuzzaidah juga mengaku senang dan bangga bisa menjadi juara 3 dalam kejuaraan tersebut. Sebelum mengikuti kejuaraan di Bali, pernah menjuarai di kejuaraan Asia di Sumedang menjadi juara 1 dan di Bali menjadi juara 3.
“Saya senang dan bangga. Ke Asia juara 1 dan di Bali juara 3. Saya kalah dengan Surabaya,” ujar puteri pasangan Muhaimin dan Siti A, itu.
Ia menuturkan, bersama Luluk di sekolahnya mengikuti ektrakurikuler pencak silat Perguruan Pagar Nusa. Untuk rutin ektrakurikuler pencak silat tiap Sabtu.
“Kalau mau lomba latihan 3-4 kali seminggu. Rutin ekstra cuma sekali tiap Sabtu,” tuturnya yang bercita-cita menjadi guru itu.
Mereka berdua merupakan teman satu kelas ini ikut pencak silat sejak kelas 4. Untuk itu, mereka berdua merencanakan untuk ikut kejuaraan pencak silat Singapura Open 2020.
“Insya Allah mendaftar ke Singapore Open 2020,” tutur mereka berdua.
Pelatih Pencak Silat, Ilham Cholis Al Hafid mengatakan, sebelum kejuaraan baik sekolah maupun orangtuanya memberikan dukungan baik saat latihan siang maupun malam hari. Adapun tujuan awalnya yang terpenting mendaftar untuk ikut kejuaraan.
“Untuk tujuan awalnya yang terpenting mendaftar terlebih dahulu, semoga nanti bisa berangkat. Alhamdulillah kita bisa berangkat disana bisa mencapai hasil yang sedemikian rupa,” ujarnya.
“Itu lebih condong potensinya untuk serangan. Di dalam serangannya, terus segi triknya juga memiliki karaterisrik yang berbeda. Kalau untuk Luluk lebih lincah di dalam gerakannya, kalau Zai (Amirotuzzaidah) lebih antep dalam setiap serangannya,” tutur dia.
Sementara itu, Wabup Magelang Edi Cahyana mengaku sangat banggsa atas prestasi yang telah dicapai kedua atlet pencak silat asal Kabupaten Magelang tersebut. Menurutnya, kedua atlet ini berasal dari dari desa da bersekolah di desa, namun berhasil menunjukkan prestasi yang membanggakan.
“Ini bisa menjadi inspirasi sekolah-sekolah lain, apalagi dengan latar belakang fasilitas yang lebih lengkap harus malulah dengan sekolah seperti ini,” katanya.
(bgk/bgs)